This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Januari 2014

Genuk Banjir (Lagi)

Perumahan Genuk indah, Surga kos-kosan buat para mahasiswa Unissula , dari yang harga puluhan, ratusan bahkan jutaan ada disini. Keren gak tu? 

Penghujung semester 3 ada kejadian yamg cetar sekali, Meskipun tidak saya alami sendiri secara langsung, tetapi menghambat aktivitas saya saat ingin “dolan” ke kos teman. BANJIR… Ya, banjir di semarang khususnya di sekitar kampusku kali ini melebihi tahun-tahun sebelumnya (katanya). Untungnya (musibah kok untung), banjir ini terjadi pas lagi libur semester, jadi saya tidak perlu berbanjir-banjir ria karena tidak ada aktifitas di kampus. Kalaupun ke kampus nanti mengisi KRS di penghujung libur semester.

Minggu pagi, Sohib saya, Edi. Menelepon. kosnya kebanjiran, sejenak aku menertawakan dan mengejeknya. Dia minta bentuan kepada saya untuk menampungnya ditempat tinggalku. Akupun mengiyakan, lagi pula aku kesepian liburan sendiri disini. Teman-temanku selain edi sudah pulang kampung semua. Edi datang sambil senyum-senyum gak jelas,. Haha. Kasian sebenarnya, tapi raut wajahnya tidak menapakkan kesedihan sedikitpun. Aku jadi mengurungkan naluri kasihanku untuknya,.hihi. Dia sempat memotret kondisi kamarnya saat ia baru datang berlibur dari tegal bersama teman-temanya, shock, tertunduk lesu dikasurnya yang terapung dikamarnya. 

 Dua hari setelah edi mengungsi di tempatku, ia mengajakku untuk mengevakuasi barang-barang yang belum sempat ia selamatkan. Dalam perjalanan menuju kos, kami menerjang banjir yang merendam hamper separo motor edi hingga motor mati dua kali. Rasanya menyebalkan harus berbasah-basah, mendorong motor ditengah air banjir yang kotor bikin kaki gatal-gatal, hemmm Tapi, selalu ada kesenangan dibalik kesedihan, di jalan kami melihat mbak-mbak bidan unissula yang cantik-cantik pada mau ngampus jalan kaki membelah lautan rob di genuk ini, kebetulan bawa Ben-Q AE2300 kesayanganku, langsung aja tangkap mereka dengan jepretan asal-asalan khas fotografer amatiran, whatever, yang penting dapat yang bening-bening. Hehe Ini penampakanya



Pas lagi jepret-jepret si edi marah-marah gegara motornya mogok,. Jadilah aku tukang dorong dadakan. Sampai dikos, waw,, sound system, stick Ps, kipas, modar semua. Si edi ngelus kepala.kasian aku ngliatnya. Namun Alhamdulillah sekoplak-koplaknya edi, dia tetap menghadapi cobaan ini. Sampai Postingan ini saya muat, banjir masih belum surut. Aku Cuma bisa berdoa semoga banjirnya segera surut. Mesakke. See u on the next post!

Jumat, 10 Januari 2014

My First Adventure In puncak songolikur

Akhirnya, Blogger Musiman ini kembali tergugah hatinya untuk menulis, setelah beberapa tahun tidak pernah menengok blog “ngenes’ ini. Tau-tau beberapa bulan kemarin blog kesayanganku ini dibanned sama mbah google. saya jadi garuk-garuk kepala, berjuta Tanya memenuhi dompet (hehe, Kepala-Red) saya. Dosa apa yang telah saya perbuat hingga mbah google tega ngebanned blog saya. But, Alhamdulillah blog ni bisa terselamatkan Setelah ngemis-ngemis minta maap sama mbah Google atas kesalahan yang saya sendiri gak tau apa salah saya itu, setelah diaktifin kembali, e,,, blog saya kosong mlompong tanpa artikel. Haah,.. nasib. Tapi gak papa lah, yang penting masih bisa dipake. Kok malah jadi curhat.

Oke, tulisan ini diposting bukan untuk menghiba. Cause I want to tell you about my first adventure in Puncak Songolikur Mountain. Puncak songolikur merupakan puncak tertinggi dari gugusan pegunungan muria yang terletak di wilayah kabupaten Jepara dan Kudus. Petualangan dimulai dari Semarang, Pukul 07.00 saya dan Trisno langsung Gass duluan ke rumah Mas Anam yang sudah duluan berangkat bersama temanya Lutfi gendut (anak mapala Uin semarang). Mas anam dan si gendut Bertindak sebagai adventure Guide kami, Setengah 10 pagi kami sudah sampai dirumah mas anam untuk istirahat melepas peluh yang dari pagi sudah ngendap di tubuh.

Puas beristirahat, lanjut mempersiapkan logistik untuk pendakian. Mie Instan, Kopi sachet dan segala tetek bengeknya sudah terpack di tas masing-masing. Perjalanan Dimulai dengan mengendarai sepeda motor menuju titik awal pendakian. Namun dalam perjalanan ada dua orang teman lagi yang ikut bergabung, Wahyu “Jendon”(anak Fisip Unwahas) dan Arif Sem. Mereka rupanya sudah janjian dengan mas anam, Jadilah kami berangkat Berenam.

Sesampainya di titik awal pendakian, kami mengurus administrasi ini itu dan minta pengarahan dari petugas. Setelah dirasa cukup faham situasi dan kondisi trek yang akan kami lalui. Kami melaksanakan doa bersama dan langsung cus pendakian dengan gear kebanggaan kami masing-masing, mas anam dan lutfi dengan Eiger, Dan saya dengan Outdoor Gear kebangganku Rei. Jalanan mulus di awal-awal perjalanan, namun mulai agak terjal dipertengahan pendakian. Ada beberapa warga yang berlalu lalalng dari hutan untuk mencari penghasilan, ada yang mengambil kayu bakar, Rumput dan blablabla koyo ngono kae lah,.

Kami beristirahat di pos Kedua, senda gurau sambil poto-poto. Ya, berfoto ria tidak boleh dilupakan. Ini penting sebagai pengingat di masa ta nanti,. Cieh. Jam 6 petang kami sampai di camp tepat dibawah puncak yang kami tuju, kamipun memutuskan untuk mendirikan tenda disini dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian ke puncak tertinggi gunung muria ini. Senda gurau tak pernah absen dari kebersamaan kami, mulai dari ngeBully trisno yang paling kuncu diantara kami, dan yang paling konyol adalah kita berenam pelukan kaya orang maho pas lagi dingin-dinginya cuaca ditambah hujan deras yang mengguyur malam ini. Tak terasa jam sudah menunjukan puku 3 dinihari, hujan masih menyisakan rintik-rintiknya seakan enggan untuk berhenti membasahi bumi.


Lutfi "gendut",Saya, Arif "sem", Mas Anam, Trisno

Mas anam mengajak kami melanjutkan pendakian ke puncak. Namun dingin yang menyerang semalaman penuh membuat tubuhku dan mas arif seakan tak berdaya. Aku sempat mengurungkan niat untuk mendaki sampai puncak, namun setelah dibujuk mas anam dengan orasinya yang berapi-api hingga menghangatkan tubuh ini, akhirnya saya mantap untuk tetap melanjutkan pendakian ke puncak. Dan mas arif terpaksa kami tinggal di camp karena masih tidak terpengaruh orasinya mas anam, haha.

Pendakian ke puncak inilah yang paling berkesan, Jalan terjal, Curam, sempit, Sekali terpeleset tamatlah kami. mendaki dalam kegelapan malam ditambah rintik hujan yang tak kunjung reda menambah ekstrem pendakian ini. Tangan meraba-raba tanah, dan tubuh merangkak agar tidak terkena terpaan angin yang berhembus cukup kencang. Setelah perjuangan yang wowww sekali itu, akhirnya kami sampai di puncak Songolikur tepat disaat matahari mulai menampakkan kegagahan sinarnya di pagi hari yang agak mendung ini, Saya berteriak lepassss menikmati sensasi berada di puncak tertinggi pegunungan muria.

Saya sempat megap-megap ketika kabut bertubi-tubi menerpaku, mas anam cs malah tertawa melihatku megap-megap diterpa kabut itu, asem. Akhirnya setelah puas berfoto, kami turun dan mengakhiri petualangan kami dengan tubuh yang pegal-pegal dimana-mana. Oke, sudah dulu ceritanya, see u soon.